Bagi para investor emas, kabar terbaru dari pasar global membawa angin segar. Keputusan Moody's Investors Service untuk menurunkan peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat (AS) dari AAA menjadi AA1 telah menjadi katalisator positif bagi pergerakan harga emas.
Setelah sempat mengalami konsolidasi, harga emas dunia menunjukkan respons yang cukup signifikan. Pada perdagangan sebelumnya, emas berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0,83%, mencapai level US$3.228,96 per troy ons. Meskipun pada perdagangan hari ini terpantau sedikit melemah sebesar 0,22% menjadi US$3.221,09 per troy ons, sentimen pasar secara umum masih cenderung bullish.
Para analis berpendapat, penurunan peringkat utang AS oleh Moody's telah memicu peningkatan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Selain itu, pelemahan indeks dolar AS juga turut memberikan dorongan positif bagi harga emas. Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, menyoroti bahwa penurunan peringkat utang AS menjadi faktor pendukung utama bagi kenaikan harga emas saat ini.
Keputusan Moody's untuk memangkas peringkat utang AS didasari oleh kekhawatiran terhadap lonjakan beban utang dan meningkatnya biaya bunga. Lembaga pemeringkat tersebut menilai bahwa tren peningkatan rasio utang dan pembayaran bunga telah mencapai level yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan profil kredit serupa.
Selain penurunan peringkat utang AS, terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Ketegangan perdagangan global yang dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan AS mengenai potensi pengenaan tarif terhadap mitra dagang yang tidak bernegosiasi dengan itikad baik, juga menjadi perhatian para investor. Data ekonomi yang kurang memuaskan dari China, seperti perlambatan pertumbuhan produksi industri dan penjualan ritel, turut membebani sentimen risiko di pasar keuangan yang lebih luas.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi, pertanyaan yang muncul adalah, seberapa tinggi harga emas dapat melambung? Goldman Sachs dalam catatan terbarunya mempertahankan perkiraan harga emas di US$3.700 per troy ons pada akhir tahun ini dan bahkan mencapai US$4.000 per troy ons pada pertengahan tahun 2026. Proyeksi ini didasarkan pada ekspektasi bahwa emas akan terus menjadi aset yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan potensi kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Federal Reserve.
Harga emas sendiri, sebagai aset safe haven, pernah mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 per troy ons pada tanggal 22 April 2025. Level ini menjadi acuan penting bagi para investor untuk mengukur potensi kenaikan harga emas di masa mendatang.
Penurunan peringkat utang AS oleh Moody's telah menciptakan momentum positif bagi harga emas. Meskipun terdapat berbagai faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan harga, prospek emas sebagai aset safe haven tetap menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global. Bagi para investor, kondisi ini dapat menjadi peluang untuk mempertimbangkan alokasi investasi pada emas sebagai bagian dari diversifikasi portofolio. Penting untuk selalu melakukan riset dan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi.