Gejolak geopolitik selalu menghadirkan dinamika tersendiri bagi pasar keuangan, terutama bagi aset safe haven seperti harga emas. Eskalasi konflik antara Iran dan Israel baru-baru ini sempat mendorong harga emas mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Namun, bagaimana prospeknya saat ini setelah tensi mulai mereda?
Pada pertengahan Juni 2025, setelah serangan yang dilakukan Israel terhadap Iran, harga emas dunia (XAU) mengalami lonjakan signifikan. Data Refinitiv mencatat kenaikan sebesar 1,42% menjadi US$ 3.432,18 per troy ons pada hari Jumat (13/6/2025). Kenaikan ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut, mendekatkan harga emas pada level tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$ 3500 per troy ons yang sempat tercapai pada 21 April 2025.
Kondisi yang memanas akibat serangan balasan antara kedua negara memicu kekhawatiran global. Serangan rudal yang diluncurkan Iran ke Tel Aviv dibalas dengan ancaman serangan lanjutan dari Israel. Pernyataan Presiden AS saat itu terkait penarikan personel militer dari wilayah tersebut semakin memperkeruh suasana, memicu permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman seperti emas.
Selain ketegangan geopolitik, data inflasi AS terbaru juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Mei yang lebih rendah dari ekspektasi pasar memperkuat kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada September 2025. Alat CME FedWatch menunjukkan probabilitas penurunan suku bunga meningkat menjadi 80%. Tekanan politik dari Presiden AS kepada The Fed juga semakin mendorong spekulasi mengenai perubahan kebijakan moneter.
Namun, perlu diingat bahwa permintaan emas fisik di pusat-pusat utama Asia sempat melemah karena harga yang melonjak. Di India, misalnya, harga emas bahkan melampaui level psikologis INR 100.000.
Goldman Sachs mempertahankan proyeksinya bahwa pembelian emas oleh bank sentral yang kuat secara struktural akan mendorong harga emas antam ke $3.700/ons pada akhir 2025 dan $4.000 pada pertengahan 2026. Sementara itu, Bank of America (BofA) melihat peluang emas untuk naik ke $4.000/ons dalam 12 bulan ke depan.
Meskipun demikian, para analis tetap berhati-hati dalam memprediksi rekor tertinggi baru dalam waktu dekat. Investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk perkembangan geopolitik, kebijakan moneter, dan kondisi pasar fisik.
Insight untuk Investor:
Harga emas sangat fluktuatif dan dipengaruhi banyak faktor. Investor disarankan untuk selalu melakukan riset mendalam dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum membuat keputusan investasi. Apakah Anda siap memanfaatkan peluang investasi emas di tengah dinamika pasar yang terus berubah?