Waspada! Harga Emas Berpotensi Anjlok ke Level Terendah?
PunyaEmas
26 Juni 2025
  • Riset

Waspada! Harga Emas Berpotensi Anjlok ke Level Terendah?

Simak analisis terkini mengenai pergerakan harga emas global. Apakah potensi penurunan harga emas hingga level US$2.900 menjadi ancaman serius bagi investor?

Ancaman Penurunan Harga Emas: Apa yang Perlu Diketahui Investor?

Setelah sempat menguat tipis, pasar emas global kembali dihadapkan pada potensi tekanan. Pelemahan indeks dolar AS memberikan sedikit angin segar, namun investor kini menanti rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal pertama 2025 yang diperkirakan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan harga emas. Pertanyaannya, apakah momentum kenaikan harga emas akan berlanjut, atau justru berbalik arah?

Pada perdagangan terkini, Kamis (26/06/2025) pukul 06.26 WIB, harga emas dunia di pasar spot menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,14% menjadi US$3.336,73 per troy ons. Walaupun demikian, reli harga emas sebelumnya sempat terhenti akibat meningkatnya selera risiko pasar menyusul adanya indikasi gencatan senjata antara Israel dan Iran.

Giovanni Staunovo, analis dari UBS, berpendapat bahwa meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengurangi kebutuhan investor terhadap aset safe haven seperti emas. Namun, Staunovo juga mengingatkan bahwa ketidakpastian terkait program nuklir Iran masih berpotensi menjaga minat investor untuk mempertahankan sebagian alokasi mereka pada emas.

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh pernyataan Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. Menurutnya, faktor-faktor fundamental yang biasanya mendorong harga emas ke level tertinggi baru justru tidak memberikan dampak signifikan. Pavilonis bahkan memperkirakan bahwa harga emas berpotensi mengalami penurunan hingga mencapai US$2.900 per troy ons jika situasi di Timur Tengah tidak mengalami eskalasi.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) sedang berjuang untuk kembali menguat setelah investor menunjukkan minat yang lebih besar terhadap aset berisiko pasca gencatan senjata. Melemahnya nilai dolar AS biasanya membuat emas, yang dihargakan dalam mata uang tersebut, menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain.

Pergeseran strategi juga terlihat pada bank-bank sentral global yang mulai mempertimbangkan diversifikasi cadangan devisa mereka dari dolar AS ke emas, euro, dan yuan China. Langkah ini didorong oleh meningkatnya ketidakstabilan geopolitik global. Emas, sebagai aset safe haven, cenderung menunjukkan kinerja yang baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Fokus utama pasar saat ini tertuju pada data PDB AS kuartal pertama yang akan dirilis. Selanjutnya, investor akan mencermati laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang menjadi ukuran inflasi pilihan The Federal Reserve (The Fed). Apabila data PCE menunjukkan penurunan, tekanan terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga akan semakin meningkat, yang pada gilirannya dapat memberikan dukungan bagi harga emas hari ini.

Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang lebih tinggi berpotensi memicu kenaikan inflasi pada musim panas ini. Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS mengalami penurunan yang tidak terduga pada bulan Juni.

Kesimpulan: Investor emas perlu mencermati berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan harga, mulai dari data ekonomi AS, kebijakan moneter The Fed, hingga perkembangan geopolitik global. Potensi penurunan harga emas menjadi pengingat akan pentingnya diversifikasi portofolio dan pengelolaan risiko yang cermat. Apakah Anda siap menghadapi volatilitas pasar emas?

Share the product