Di tengah gejolak ekonomi global, harga emas terus menunjukkan kilau привлекательным. Pada 12 Juni, harga emas spot mencatatkan kenaikan signifikan, mencapai US$3.383,90 per ons troi, melonjak 0,86% dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan, sejak awal tahun, emas spot telah meroket 26,23%.
Menurut analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, pelemahan Dolar AS menjadi salah satu faktor utama pendorong kenaikan ini. Laporan inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan menjadi katalis pelemahan tersebut. Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, menambahkan bahwa ketidakpastian ekonomi global secara umum turut memicu kenaikan harga emas. Emas dianggap sebagai pelindung nilai yang ideal di tengah kondisi pasar yang tidak stabil atau inflasi yang meningkat.
Lukman memproyeksikan harga emas dapat mencapai US$3.700 - US$3.800 per ons troi pada akhir tahun 2025. Sementara itu, Sutopo memperkirakan target harga emas spot bisa mencapai US$3.100 - US$3.200 pada semester I 2025, dan US$3.400 - US$3.500 pada akhir tahun yang sama. Meskipun demikian, Sutopo mengingatkan bahwa proyeksi ini sangat bergantung pada dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global.
Bagi investor pemula, strategi dollar-cost averaging disarankan untuk meminimalkan risiko fluktuasi harga jangka pendek. Investasi secara berkala dengan porsi kecil, serta pemahaman yang baik terhadap tujuan investasi menjadi kunci utama. Dengan kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, investasi emas tetap menjanjikan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak pasar.