Pergerakan harga emas selalu menarik untuk disimak, terutama bagi para investor. Pada perdagangan kemarin, Kamis (22/5), harga emas spot mengalami penurunan lebih dari 1%, terpicu oleh penguatan Dolar AS dan aksi ambil untung setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam dua minggu terakhir.
Menurut laporan Reuters, harga emas spot berada di US$3.301,37 per ons troi pada pukul 21:43 WIB. Analis dari Kitco Metals, Jim Wycoff, menjelaskan bahwa aksi ambil untung dan penguatan indeks Dolar AS menjadi faktor utama tekanan terhadap harga emas.
Namun, Wycoff menambahkan bahwa potensi ketidakstabilan di pasar obligasi global dapat menjadi faktor pendukung jangka panjang yang membatasi penurunan harga emas. Emas sendiri masih dipandang sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik.
Sementara itu, analis dari MarketPulse by OANDA, Zain Vawda, menyoroti bahwa kesepakatan dagang yang akan diumumkan pemerintah AS dalam beberapa minggu ke depan akan memegang peranan penting dalam pergerakan harga emas sepanjang tahun ini.
Di sisi lain, kinerja emiten pertambangan emas seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas. Meski demikian, analis masih memberikan rekomendasi 'beli' untuk saham BRMS, dengan target harga hingga Rp 450 per saham.
Penurunan harga emas saat ini bisa menjadi peluang menarik bagi investor untuk mengakumulasi aset safe haven ini. Namun, penting untuk terus memantau perkembangan sentimen pasar dan faktor-faktor fundamental yang memengaruhi harga emas.