Pergerakan harga emas kembali mencuri perhatian investor. Pada hari Jumat, 13 Juni, emas spot menyentuh level US$ 3.432,34 per ons troi, melampaui rekor sebelumnya. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang memicu permintaan akan aset safe haven.
Selain faktor geopolitik, data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan turut memicu ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter pada akhir 2025. Pelemahan Dolar AS sebagai akibatnya, secara otomatis membuat harga emas menjadi lebih menarik bagi investor non-AS.
Namun, di tengah sentimen positif ini, investor juga perlu waspada. Penguatan sementara Dolar AS akibat pembatalan beberapa tarif dagang oleh pengadilan AS, serta optimisme terhadap pembicaraan damai dagang antara AS dan China, dapat menekan minat investor pada aset lindung nilai.
Secara teknikal, pergerakan harga emas saat ini didukung oleh tren naik yang solid. Analis memproyeksikan emas berpotensi menguji area US$ 3.500 pada minggu depan jika tekanan beli terus berlanjut. Namun, kegagalan emas untuk bertahan di atas level support kritis US$ 3.212 dapat memicu koreksi ke zona US$ 3.133.
Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan geopolitik, data ekonomi AS, dan kebijakan The Fed. Level US$ 3.212 menjadi titik krusial yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi potensi pembalikan arah harga emas antam.