Di tengah pusaran perubahan ekonomi global, Indonesia dihadapkan pada serangkaian peluang dan tantangan yang menentukan arah pertumbuhannya. Bank DBS Indonesia melalui DBS Asian Insight Conference, secara konsisten mengangkat isu-isu strategis ini, menjadi wadah diskusi para ahli dan pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah adaptasi yang tepat.
Hilirisasi, atau peningkatan nilai tambah komoditas melalui pengolahan lebih lanjut, muncul sebagai strategi sentral. Dengan mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi, Indonesia dapat meningkatkan nilai jual komoditasnya, memperkuat struktur industri, dan menciptakan lapangan kerja baru. Contoh sukses hilirisasi nikel menjadi stainless steel menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan daya saing ekonomi di pasar internasional.
Sektor pertambangan diharapkan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Regulasi yang mendukung, insentif pemerintah, dan fokus pada hilirisasi mineral menjadi faktor krusial dalam keberlanjutan sektor ini. Kontribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga signifikan, menjadikannya salah satu dari lima lapangan usaha terbesar yang menyumbang pada perekonomian Indonesia.
Selain hilirisasi, investasi hijau menjadi fokus penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank DBS Indonesia telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk proyek-proyek hijau di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan, otomotif, dan pangan. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk mencapai emisi nol bersih dan mendukung transisi energi yang lebih bersih.
PLN juga memainkan peran penting dalam mendorong energi terbarukan, dengan rencana penambahan kapasitas listrik hijau yang signifikan. Kemitraan dan kolaborasi menjadi kunci untuk mempercepat implementasi proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.
Hubungan bilateral yang kuat dengan negara-negara mitra, seperti China, juga menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi China dalam pengembangan industri hijau dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia membuka peluang besar untuk meningkatkan investasi asing langsung dan mempercepat pembangunan ekonomi.
Bank DBS Indonesia aktif memfasilitasi forum bisnis antara Indonesia dan China untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Diskusi dan kolaborasi antara perusahaan-perusahaan dari kedua negara diharapkan dapat menghasilkan peluang investasi yang saling menguntungkan.
Di tengah optimisme ini, Indonesia juga perlu mewaspadai tantangan yang berasal dari ketidakpastian ekonomi global. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang direvisi turun oleh IMF dan Bank Dunia menunjukkan perlunya kehati-hatian dan adaptasi terhadap perubahan kondisi ekonomi global.
Pembatasan perdagangan, ketegangan geopolitik, dan kebijakan publik yang tidak pasti dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus berupaya meningkatkan daya saing, diversifikasi ekonomi, dan memperkuat ketahanan terhadap guncangan eksternal.
Dengan fokus pada hilirisasi, investasi hijau, dan hubungan bilateral yang kuat, Indonesia memiliki peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Namun, keberhasilan ini juga bergantung pada kemampuan untuk mengatasi tantangan global dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Investor perlu mencermati perkembangan ini untuk membuat keputusan investasi yang tepat, termasuk mempertimbangkan potensi fluktuasi harga emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian.
Indonesia berada di persimpangan jalan. Pilihan yang diambil hari ini akan menentukan arah masa depannya. Apakah Indonesia akan mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan untuk mencapai potensi penuhnya? Waktu yang akan menjawab.