Indonesia berada di persimpangan jalan, menghadapi transformasi ekonomi global yang dinamis. Bank DBS Indonesia melalui DBS Asian Insight Conference, secara konsisten menyoroti pentingnya adaptasi dan inovasi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Konferensi tahunan ini menjadi wadah penting untuk membahas strategi pertumbuhan ekonomi pasca pemilu dan langkah-langkah menuju masa depan yang berkelanjutan.
Salah satu strategi utama yang ditekankan adalah hilirisasi, yaitu proses pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi. Hilirisasi dapat meningkatkan nilai jual komoditas secara signifikan, membuka peluang keuntungan yang lebih besar bagi produsen, serta memperkuat posisi ekonomi Indonesia di pasar internasional. Sebagai contoh, hilirisasi nikel menjadi stainless steel memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan ekspor bijih nikel mentah. Dengan semakin fokusnya pemerintah dalam mengembangkan industri pertambangan, harapan besar tertumpu pada sektor ini untuk menopang target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Di tengah proyeksi ekonomi global yang kurang menggembirakan dari IMF dan Bank Dunia, sektor pertambangan diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Regulasi baru, hilirisasi mineral, dan insentif pemerintah menjadi faktor penentu keberlanjutan sektor ini. Kontribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga tergolong signifikan, menjadikannya salah satu dari lima lapangan usaha dengan kontribusi terbesar bagi ekonomi RI.
Selain hilirisasi, transisi menuju energi terbarukan juga menjadi fokus utama. PLN memiliki rencana ambisius untuk menambahkan kapasitas listrik hijau sebesar 54 gigawatt pada tahun 2040. Bank DBS Indonesia juga menunjukkan komitmennya melalui alokasi dana sebesar Rp6,1 triliun untuk proyek hijau dan berkelanjutan di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan. Langkah-langkah ini sejalan dengan pilar keberlanjutan Bank DBS Indonesia, yaitu Responsible Banking.
Investasi asing, terutama dari China, memainkan peran penting dalam pengembangan industri hijau dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia. Bank DBS Indonesia aktif memfasilitasi hubungan bilateral antara Indonesia dan China melalui forum bisnis yang mempertemukan perwakilan perusahaan dari kedua negara. Forum ini membahas strategi peningkatan investasi asing langsung di bawah pemerintahan baru, serta peluang di sektor otomotif, logam, dan energi terbarukan.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Lonjakan ekspor, penanaman modal asing, dan peningkatan status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas oleh Bank Dunia menjadi indikator positif. Namun, pertumbuhan yang berkelanjutan membutuhkan langkah-langkah strategis, termasuk hilirisasi industri, transisi energi, dan peningkatan investasi. Regulasi yang mendukung, infrastruktur yang memadai, dan sumber daya manusia yang kompeten menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi Indonesia. Para investor, baik pemula maupun berpengalaman, perlu mencermati dinamika ekonomi ini dan mempertimbangkan peluang investasi di sektor-sektor yang menjanjikan, seperti pertambangan, energi terbarukan, dan industri pengolahan. Salah satu yang perlu di perhatikan adalah harga emas yang kerap kali di jadikan instrument investasi yang aman, terutama saat ketidak pastian ekonomi. Pertumbuhan ekonomi global memang mengalami perlambatan, tapi harga emas masih memiliki daya tarik tersendiri di mata investor.
Dengan adaptasi yang tepat dan komitmen terhadap keberlanjutan, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Masa depan Indonesia Emas 2045 ada di tangan kita semua.