Di tengah gejolak geopolitik yang meningkat, terutama akibat konflik yang berkelanjutan di Timur Tengah, pasar emas mengalami lonjakan signifikan. Namun, bagi para investor, pertanyaan utamanya adalah: apakah ini merupakan peluang investasi yang menjanjikan atau justru jebakan yang berisiko? Mari kita telaah lebih dalam.
Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran telah memicu kekhawatiran global dan mendorong investor untuk mencari aset yang dianggap aman, salah satunya adalah emas. Imbasnya, harga emas mencetak rekor tertinggi baru-baru ini. Pada perdagangan Jumat (3/6/2025), harga emas sempat menyentuh US$ 3.446,2 per troy ons sebelum akhirnya ditutup pada US$ 3.432,19 per troy ons. Kenaikan ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut.
Namun, perlu dicatat bahwa lonjakan harga emas yang dipicu oleh faktor geopolitik seringkali bersifat sementara. Eskalasi konflik memang dapat mendongkrak harga dalam jangka pendek, tetapi keberlanjutannya sulit dipertahankan tanpa adanya perkembangan lebih lanjut yang signifikan.
Meskipun faktor geopolitik memainkan peran penting, penting bagi investor untuk tidak mengabaikan fundamental pasar emas secara keseluruhan. Permintaan emas fisik di Asia, misalnya, menunjukkan pelemahan akibat kenaikan harga. Di sisi lain, pembelian emas oleh bank sentral yang kuat secara struktural terus berlanjut, memberikan dukungan jangka panjang terhadap harga emas.
Goldman Sachs memperkirakan harga emas dapat mencapai US$ 3.700 per ons pada akhir 2025 dan US$ 4.000 pada pertengahan 2026, didorong oleh pembelian bank sentral. Sementara itu, Bank of America (BofA) melihat peluang kenaikan hingga US$ 4.000 per ons dalam 12 bulan ke depan.
Pasar emas saat ini diperkirakan akan mengalami volatilitas yang tinggi. Michele Schneider dari MarketGauge menyarankan investor untuk bersiap menghadapi fluktuasi harga karena para trader harian cenderung mengambil keuntungan dari reli yang terjadi baru-baru ini. Namun, ia menekankan bahwa emas dan perak tetap berada dalam tren naik jangka panjang.
Michael Brown dari Pepperstone juga mempertahankan pandangan optimisnya terhadap emas, dengan alasan bahwa faktor struktural jangka panjang masih mendukung harga yang lebih tinggi. Ia menyoroti peran emas sebagai lindung nilai (hedging) yang berharga di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Kenaikan harga emas hari ini yang didorong oleh konflik Timur Tengah memang menawarkan peluang bagi investor. Namun, penting untuk diingat bahwa faktor geopolitik hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor yang memengaruhi pasar emas. Investor perlu melakukan analisis komprehensif terhadap fundamental pasar, memahami risiko yang terlibat, dan memiliki strategi investasi yang jelas sebelum membuat keputusan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, investor dapat memanfaatkan peluang yang ada di pasar emas sambil meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Pertimbangkan diversifikasi portofolio dan konsultasi dengan penasihat keuangan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal.