Setelah sempat mengalami pelemahan, pergerakan harga emas kembali menunjukkan tren positif. Sentimen ini didorong oleh dua faktor utama: data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari ekspektasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Pertanyaannya, apakah ini momentum yang tepat untuk kembali berinvestasi pada logam mulia ini?
Pada hari Rabu (11/6/2025), harga emas dunia mencatatkan kenaikan sebesar 0,94%, mencapai level US$3.353,26 per troy ons. Pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2025) pukul 06.32 WIB, harga emas di pasar spot kembali menguat 0,34% di posisi US$3.364,79 per troy ons. Kenaikan ini tentu menjadi angin segar bagi para investor, terutama setelah sempat mengalami koreksi di hari sebelumnya.
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah laporan inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Indeks Harga Konsumen (CPI) AS tercatat naik 0,1% pada bulan Mei 2025 (month-to-month), di bawah ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 0,2%. Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi yang fluktuatif, juga mengalami kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan, yaitu 0,1%.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat sebesar 2,4% pada Mei 2025, sedikit lebih tinggi dibandingkan April yang sebesar 2,3%. Meskipun demikian, angka ini masih di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 2,5%. Data ini memicu harapan bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan segera mengambil langkah untuk memangkas suku bunga.
Menurut data CME FedWatch, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 68% bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September. Suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat emas menjadi aset yang lebih menarik, karena mengurangi *opportunity cost* memegang emas dibandingkan dengan aset berbunga.
Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga turut berkontribusi pada kenaikan harga emas. Meningkatnya risiko keamanan di kawasan tersebut mendorong investor untuk mencari aset *safe haven*, dan emas merupakan salah satu pilihan utama.
Beberapa waktu lalu, Amerika Serikat (AS) mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaannya di Irak karena meningkatnya risiko keamanan. Situasi ini menambah ketidakpastian di kawasan tersebut dan mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset-aset yang dianggap aman, seperti emas.
Dengan kombinasi antara meredanya inflasi AS dan meningkatnya ketegangan geopolitik, prospek harga emas saat ini terlihat cukup menjanjikan. Namun, penting untuk diingat bahwa pasar keuangan selalu dinamis dan penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, investor perlu melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi.
Bagi investor pemula, disarankan untuk memulai dengan alokasi dana yang kecil dan secara bertahap meningkatkan investasi seiring dengan bertambahnya pengalaman dan pemahaman tentang pasar emas. Diversifikasi portofolio juga merupakan strategi yang penting untuk mengurangi risiko investasi secara keseluruhan. Selain itu, penting untuk selalu memantau perkembangan ekonomi global dan geopolitik, karena faktor-faktor ini dapat mempengaruhi harga emas secara signifikan.
Sebagai penutup, meskipun prospek emas terlihat cerah, investor tetap harus berhati-hati dan melakukan riset yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang baik tentang pasar, investasi emas dapat menjadi salah satu cara untuk melindungi dan mengembangkan aset di tengah ketidakpastian ekonomi global.