Mengawali pekan ini, harga emas menunjukkan tren positif di pasar spot. Pada 9 Juni 2025, tercatat kenaikan 0,3% menjadi US$ 3.317,97 per ons. Sempat menyentuh level terendah sejak 2 Juni di US$ 3.293,29 per ons pada awal sesi, emas kemudian bangkit seiring dengan melemahnya indeks dolar (DXY) sebesar 0,2% terhadap mata uang utama lainnya.
Pelemahan dolar AS menjadi angin segar bagi investor emas, membuat logam mulia ini lebih terjangkau bagi pemegang mata uang asing. Analis UBS, Giovanni Staunovo, menyoroti bahwa ketidakpastian geopolitik, kekhawatiran utang, dan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang melambat masih menjadi faktor kunci yang menopang harga emas hari ini dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu, pasar juga menantikan data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada hari Rabu, sebagai petunjuk arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya. Emas sebagai aset safe haven, cenderung diuntungkan saat suku bunga rendah.
Tidak hanya emas, logam mulia lainnya seperti platinum juga mencatatkan kinerja impresif, melonjak 2,7% ke level tertinggi sejak Mei 2021. Hal ini didorong oleh ekspektasi pasokan yang ketat dan sentimen positif dari sektor industri.
Kenaikan harga emas hari ini menjadi sinyal penting bagi para investor. Dengan fundamental yang masih kuat dan potensi pelemahan dolar AS lebih lanjut, emas tetap menjadi aset menarik untuk diversifikasi portofolio. Apakah ini saat yang tepat untuk menambah kepemilikan emas Anda?