Bagi para investor, pergerakan harga emas selalu menjadi perhatian utama. Setelah sempat mengalami penurunan tajam, kini harga emas kembali menunjukkan sinyal positif, didorong oleh kekhawatiran seputar defisit fiskal Amerika Serikat (AS) dan potensi pemberlakuan tarif baru oleh Washington. Namun, pekan ini para pemilik emas perlu bersiap, karena dua momentum besar diperkirakan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan harga emas.
Dua faktor utama yang menjadi perhatian pasar adalah perkembangan negosiasi tarif dagang global dan publikasi risalah rapat bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Bagaimana kedua hal ini bisa mempengaruhi harga emas?
Pertama, mari kita bahas mengenai negosiasi tarif dagang. Ketidakpastian selalu menjadi 'bahan bakar' bagi kenaikan harga emas. Jika negosiasi dagang menemui jalan buntu atau menghasilkan kesepakatan yang lebih buruk dari ekspektasi pasar, kekhawatiran investor akan meningkat. Akibatnya, permintaan terhadap aset safe haven seperti emas cenderung naik, mendorong harganya lebih tinggi.
Kedua, risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga AS. Investor akan mencermati secara seksama setiap indikasi mengenai sikap The Fed terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Jika risalah menunjukkan bahwa The Fed masih cenderung hawkish (berpotensi menaikkan suku bunga), harga emas dapat tertekan. Sebaliknya, jika The Fed memberikan sinyal dovish (berpotensi menurunkan suku bunga), harga emas berpeluang untuk menguat.
Sebagai informasi tambahan, pada awal Juli 2025, harga emas dunia di pasar spot sempat melemah tipis di posisi US$3.327,696 per troy ons. Namun, sebelumnya, harga emas sempat naik setelah mengalami penurunan tajam, didorong oleh kekhawatiran defisit fiskal AS dan kebijakan tarif yang akan datang.
Selain dua faktor utama di atas, ada beberapa faktor lain yang juga perlu diperhatikan. Kekhawatiran atas defisit fiskal AS, yang dipicu oleh persetujuan RUU pemotongan pajak besar-besaran, turut memberikan dorongan bagi harga emas. Selain itu, eskalasi ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian seputar tarif juga dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Perlu diingat juga bahwa bank sentral di berbagai negara terus menambah cadangan emas mereka. Pada bulan Mei, bank sentral menambah 20 ton emas bersih ke cadangan emas global, menunjukkan bahwa emas masih dianggap sebagai aset penting dalam diversifikasi portofolio.
Bagi investor, penting untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi fluktuasi harga emas. Diversifikasi portofolio adalah kunci untuk mengurangi risiko. Emas dapat menjadi bagian dari strategi investasi yang lebih luas, berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Investor juga perlu memantau perkembangan terbaru terkait negosiasi tarif dagang dan kebijakan suku bunga The Fed. Informasi ini dapat membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Kesimpulan: Pekan ini akan menjadi pekan yang penting bagi pemilik emas. Perkembangan negosiasi tarif dagang dan risalah rapat The Fed berpotensi memberikan pengaruh signifikan terhadap harga emas. Investor perlu memantau perkembangan ini dengan seksama dan mempertimbangkan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing. Apakah Anda siap menghadapi volatilitas pasar emas?