Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas kembali menunjukkan kilaunya. Investor berbondong-bondong mencari safe haven, mendorong harga emas melonjak signifikan. Sentimen negatif dari ancaman tarif baru oleh mantan Presiden AS Donald Trump dan melemahnya nilai tukar dolar AS menjadi katalis utama penguatan logam mulia ini.
Pada penutupan perdagangan baru-baru ini, harga emas spot berhasil mencapai US$ 3.356,99 per troy ons, menandai kenaikan sebesar 1,91%. Level ini menjadi yang tertinggi dalam hampir dua minggu terakhir. Secara mingguan, emas mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 4,83%, membalikkan tren negatif yang terjadi pada minggu sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang paling tinggi sejak awal April tahun ini.
Menurut Tai Wong, seorang pedagang logam independen, agresivitas mantan Presiden Trump dalam mengeluarkan pernyataan terkait tarif impor telah memicu kekhawatiran di pasar saham. Ancaman penerapan tarif 50% terhadap produk impor dari Uni Eropa dan pernyataan mengenai tarif untuk produk Apple yang tidak diproduksi di AS, membuat investor mencari perlindungan pada aset yang lebih aman seperti emas. Selain itu, melemahnya nilai tukar dolar AS juga turut mendorong permintaan emas. Indeks dolar AS terpuruk ke level terendah sejak akhir April, membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Analis pasar melihat potensi kenaikan lebih lanjut untuk harga emas. Daniel Pavilonis, seorang ahli strategi pasar senior di RJO Futures, berpendapat bahwa jika emas berhasil menembus level US$ 3.500, maka ada peluang besar untuk mencapai target US$ 3.800. Sentimen pasar saat ini sangat mendukung kenaikan harga emas, terutama dengan masih adanya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Kenaikan harga emas ini tentu menjadi kabar baik bagi investor yang telah memiliki aset emas. Namun, bagi investor yang baru ingin memulai, penting untuk memahami bahwa pasar emas juga memiliki volatilitas. Diversifikasi portofolio tetap menjadi kunci utama. Emas dapat menjadi bagian dari strategi investasi jangka panjang, terutama sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Bagi investor pemula, disarankan untuk memulai dengan investasi kecil dan mempelajari dinamika pasar emas secara bertahap. Konsultasi dengan penasihat keuangan juga dapat membantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih tepat.
Kenaikan harga emas saat ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global. Sentimen negatif dari ancaman tarif dan pelemahan dolar AS telah mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven. Potensi kenaikan harga emas hingga US$ 3.800 menjadi peluang menarik bagi investor. Namun, penting untuk diingat bahwa investasi emas juga memiliki risiko. Diversifikasi portofolio dan pemahaman yang baik tentang pasar emas menjadi kunci utama dalam meraih keuntungan yang optimal.